Medan, DUTAMEDAN.COM – Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia menggelar closing ceremony atau acara perpisahan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 3 di Ign Washington Purba Hall Jalan Kapten Muslim Medan, Selasa (19/12/2023).
Program PMM angkatan ke 3 pada 2023 ini, merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Closing ceremony dihadiri Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes dan Ketua Yayasan Sari Mutiara Dr Parlindungan Purba SH MM ini disemarakkan penampilan seni berupa tarian-tarian daerah nusantara dan beberapa penampilan lainnya oleh para mahasiswa.
Acara bertemakan The Story of Us Bring Back Our Memories digelar sebagai perpisahan melepas para mahasiswa ke tempat asalnya masing-masing pada 23 Maret ini setelah melakukan program PMM3 selama 1 semester di kampus USM Indonesia.
Para mahasiswa yang mengikuti closing ceremony itu tampak haru dan menahan rasa sedih karena akan berpisah setelah hampir 1 semester bersama-sama kuliah di kampus yang sama.
Seperti diungkapkan Ana Sapitri, mahasiswi Stikes RS Husada, Jakarta Pusat dan Laura Gresensi Anjeli Winda, mahasiswi Universitas Nusa Cendana, NTT.
Mereka yang tampak akrab mengaku merasa sedih karena akan berpisah dengan mahasiswa USM Indonesia dan mahasiswa lainnya dari berbagai daerah.
Selama mengikuti program PMM3 ini, Ana mengaku tidak akan pernah melupakan proses pembelajaran di USM Indonesia ini. Dia menilai selain memiliki suasana kampus yang asri juga dosennya baik dalam membimbing dan mengajar. Demikian juga dengan sesama mahasiswanya yang komunikatif dan bersahabat.
Senada dikatakan Anjeli. Program ini memberikan wawasan pada dirinya tentang keberagaman, baik agama, suku maupun budaya.
Mereka berharap program ini dapat memberikan ilmu, pengalaman dan persahabatan yang baik antar mahasiswa pertukaran.
Sementara itu Pilda, mahasiswi STIKes Fatima dari Parepare, Sulawesi Selatan juga mengungkapkan mendapat banyak sekali pengalaman selama empat bulan berada di USM Indonesia Medan.
“Di sini banyak sekali pelajaran yang saya dapat terutama kebersamaan, keharmonisan, tolong menolong dan banyak lagi,” ungkapnya.
Pinda yang saat itu mengenakan baju Bodo Sulawesi Selatan, pakaian adat suku Bugis-Makassar, mengaku awalnya terkejut dengan cara bicara orang Medan yang blak-blakan.
“Saya pikir orangnya kasar, tapi rupanya lembut,” kata Pinda.
Ia juga mengaku bersyukur dapat mengenal mahasiswa lainnya dari berbagai pulau di Indonesia.
“Mengenal orang baru dari berbagai pulau membuat saya sadar akan indahnya suatu perbedaan yang saling melengkapi satu sama lain,” ungkapnya.
Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes menuturkan PMM 3 di USM Indonesia diikuti 103 mahasiswa dari berbagai daerah luar pulau Sumatera. Namun yang menyelesaikan sampai akhir, sebanyak 101 mahasiswa karena dua di antaranya mendapat penawaran kerja di Jepang.
Ivan menyebut, closing ceremony itu digelar untuk mengenang kembali kisah para mahasiswa selama kuliah dan mengikuti berbagai kegiatan lainnya di kampus ini. Tak heran, para mahasiswa Nusantara itu terlihat mengusap air mata tatkala menyaksikan video yang menayangkan aktivitas mereka di USM Indonesia Medan.
Ivan mengungkapkan terima kasihnya kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), karena mempercayai USM Indonesia melaksanakan program PMM3.
Menurut Ivan, program ini sangat baik dan bermanfaat buat anak bangsa. Pertama mereka dipersiapkan mental dulu agar bisa meninggalkan zona nyamannya untuk pergi ke suatu daerah dan itu harus di luar di luar pulau.
Manfaat kedua, dengan program ini melatih dan membiasakan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, karena mereka sama sekali tidak saling mengenal
Manfaat lainnya, sebut Ivan, para mahasiwa ini belajar untuk situasi yang baru dengan kegiatan-kebiasaan yang baru. Seperti budaya dan bagaimana berinteraksi dengan beragam suku, budaya dan kebiasaan serta cara-cara hidup di Sumatera Utara..
Hal ini menurut Ivan akan membuka hati dan pikiran mereka untuk bisa menerima perbedaan. Jadi dengan keberagaman itu akan membuat mereka semakin maju dan menilai kebhinekaan itu adalah suatu hal yang positif.
“Saya menilai program ini bisa menjadi bekal yang sangat mendasar bagi bangsa ini. Jika semua generasi muda bisa menghargai proses keberagaman dan punya tekad fokus pada tujuannya, kita yakin ini ini akan menjadi sesuatu yang sangat signifikan untuk kemajuan bangsa dan negara ini ke depannya,” ungkap Ivan.
Sekaitan dengan keberadaan mahasiswa pada program PMM3 ini, Ivan juga mengaku bangga karena kehadiran mereka mendapat perhatian dan kunjungan Kapoldasu ke kampus USM Indonesia yang dengan sukacita menerima kedatangan mereka untuk mengikuti program tersebut selama 1 semester.
“Mungkin ini satu-satunya Kapolda menerima mahasiswa PMM3 di kampus kita ini untuk meyakinkan masyarakat, orang tua dan pemerintah pusat bahwa Sumatera Utara itu aman,” ucap Ivan.
Pada closing ceremony ini, Ivan dalam sambutanya meminta agar para mahasiswa tetap menjalin komunikasi antar mereka dan dengan kampus.
Menurutnya selain pernah kuliah di USM Indonesia dan menjadi ‘alumni’, mereka juga diberi kartu hasil studi (KHS) karena sudah mengikuti ujian.
“Kita juga meminta agar para mahasiswa PMM3 yang menjadi ‘alumni’ di kampus ini harus tetap mengembangkan diri. Bekal yang dipelajari selama ini harus dikembangkan,” harap Ivan.
Closing ceremony ini dirangkai dengan pemotongan tumpeng dan kue oleh Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes disaksikan unsur pimpinan serta civitas akademika lainnya. Selanjutnya diberikan secara sibolis kepada sejumlah perwakilan mahasiswa Nusantara pada program PMM3 tersebut. (gusti/red)