DUTAMEDAN.COM, BIREUEN – Masyarakat fakir dan miskin dianjurkan harus menabung dulu sebelum menjejaki kaki di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen. Anjuran tersebut disampaikan salah seorang keluarga pasien yang ibunya dirujuk ke rumah sakit di bawah naungan pemerintah itu.
“Kalau tidak menabung jangan pergi ke rumah sakit umum ini bang. Semua fasilitas harus bayar, mulai dari parkir yang sudah mahal hingga toilet umum pun harus bayar. Memang tidak ada rasa kasihan pemimpin Bireuen kepada rakyatnya,” sesal salah seorang keluarga pasien kepada Harian Rakyat Aceh, Senin (27/11) sore.
Pria itu sangat menyayangkan kebijakan pelayanan di rumah sakit dr Fauziah Bireuen, yang sama sekali tidak berpihak kepada masyarakat miskin saat berobat.
“Kami sangat menyayangkan pelayanan di sini, mulai di IGD, diparkiran, hingga di toilet. Sebenarnya ini rumah sakit pemerintah untuk warga miskin atau untuk menyesengsarakan masyarakat. Mana keadilan bagi kami dari pemerintah,” sebutnya.
Ia juga mempertanyakan kepada direktur rumah sakit kenapa tega menyiksa masyarakat dengan pelayanan yang dinilai kurang ajar, seperti tidak mempunyai rasa kemanusiaan antar sesama.
“Pak direktur, jabatan hanya sementara, jangan zalimi masyarakat miskin. kenapa harus cari uang lebih di parkir dan toilet, apa gak cukup dengan gaji dan fasilitas yang dikasih pemerintah! kemana dibawa hati nurani bapak,” tegas keluarga pasien tersebut.
Sementara itu, saat disambangi Harian Rakyat Aceh ke lokasi, Senin (27/11) sore, seorang penjaga atau penagih biaya masuk toilet di rumah sakit dr Fauziah Bireuen mengaku, sekali masuk ke kamar mandi harus bayar minimal Rp 2 ribu walaupun hanya sebentar.
“Sudah ada tarifnya bang, buang air kecil Rp 2 ribu, buang air besar Rp 3 ribu, dan mandi Rp 5 ribu,” ujar penagih biaya toilet di rumah sakit itu.
Ia juga mengaku, walaupun bolak balik ke kamar mandi, tetap harus bayar setelah keluar toilet, karena pihaknya juga harus membayar dengan biaya yang besar ke rumah sakit dr Fauziah Bireuen.
“Kami melakukan kerja sama kontrak dengan nominal jutaan rupiah. Saya hanya pekerja disini, dan menerima upah sesuai pemasukan setiap harinya,” sebut pria itu.
Saat dikonfirmasi Rakyat Aceh, Selasa (28/11) terkait masuk toilet harus bayar, Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Amir Addani MKes, tidak merespon.
Pesan whatsApp hanya dibaca saja, tidak ada balasan sama sekali. Sebelumnya, beberapakali ditelpon juga enggan diangkat oleh publik fikur yang dikenal susah dihubungi tersebut. (akh)