Freetown, DUTAMEDAN.COM – Pemerintah Sierra Leone telah mengumumkan jam malam di seluruh negeri menyusul serangan bersenjata ke markas militer dan mencoba masuk ke gudang senjata di ibu kota, Freetown, Minggu (26/11/23). Serangan itu akhirnya berhasil digagalkan.
“Pada awal Minggu, beberapa individu tak dikenal mencoba masuk ke gudang senjata di markas Wilberforce. Mereka berhasil diusir,” kata Menteri Informasi Chernor Bah dalam pernyataan tersebut.
“Jam malam di seluruh negeri telah diumumkan dengan segera… Kami sangat menyarankan warga untuk tetap di dalam rumah,” tambahnya.
Baca Juga: Dianggap Masuk Tanpa Izin, Kapal Perusak AS Diusir Angkatan Laut China
Situasi politik di negara Afrika Barat itu tetap tegang sejak terpilihnya kembali Presiden Julius Maada Bio dalam pemilihan yang kontroversi pada Juni 2023 lalu. Hasilnya ditolak oleh kandidat oposisi utama.
Presiden Maada Bio saat itu mengatakan, protes anti-pemerintah yang menyebabkan kematian enam polisi dan setidaknya 21 warga sipil pada bulan Agustus lalu merupakan upaya untuk menggulingkan pemerintahan.
Melalui akun media sosial presiden, Minggu (26/11/23), dia mengatakan telah terjadi pelanggaran keamanan ketika beberapa individu tak dikenal menyerang gudang senjata militer.
“Saat tim gabungan pasukan keamanan kami terus memburu sisa-sisa para pemberontak yang melarikan diri, jam malam di seluruh negeri telah diumumkan dan warga diminta untuk tetap di dalam rumah,” bunyi postingan tersebut.
Baca Juga: Saat Gencatan Senjata, Militer Israel Tembaki Warga Palestina
Hingga saat ini sudah delapan kudeta militer di Afrika Barat dan Tengah sejak 2020, memberikan pukulan berulang pada demokrasi di sebuah wilayah yang tampaknya telah membuat kemajuan dalam menepis julukan ‘sabuk kudeta’.
Seperti dilaporkan seorang reporter Reuters yang bertemu dengan salah satu pemberontak, suara tembakan sporadis masih terdengar di jalan-jalan sepi Freetown di dekat markas pada hari Minggu.
“Kami akan membersihkan masyarakat ini. Kami tahu apa yang kami lakukan. Kami tidak mengejar warga sipil biasa yang seharusnya menjalankan bisnis mereka seperti biasa,” kata seorang pria bertopeng berpakaian militer sebelum pergi. (Mtr/hm22)