Grobogan, DUTAMEDAN.COM – Sejak dua bulan terakhir, Muh Arif Hidayat dan Yulianto Delaveras, sibuk mengumpulkan karung bekas. Bukan untuk mengepaki pupuk atau gabah hasil panen dari sawah. Dua warga Gubug dan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jateng ini sedang mempersiapkan pembuatan alat peraga kampanye, baliho dari karung bekas.
Ide unik dua pemuda Grobogan dengan menciptakan APK dari karung bekas ini bukan untuk dirinya, melainkan akan dipersiapkan sebagai dukungan caleg DPR RI yang dinilai dekat dan peduli kepada nasib petani di Grobogan, yakni Amal Alghozali.
“Para petani di Grobogan dan sekitarnya tertarik dengan visi misi Pak Amal Alghozali yang memiliki komitmen menyejahterakan petani. Di antaranya akan berjuang agar pupuk mudah dan murah,” ujar Muh Arif Hidayat, yang mengaku kenal Amal dengan mengikuti akun IG pemuda idaman.
Dua pemuda itu bergerak bersama karang taruna dan puluhan petani lainnya bergotong royong menggalang relawan. Mereka tak mengenal lelah, hampir setiap saat ada waktu luang menyempatkan untuk menyelesaikan tulisan dengan cat dan kuas. Tulisannya pun juga dibikin sederhana, namun penuh makna. Di antaranya bertuliskan, _”Meh Panen Malah Impor, Gak Bahaya Ta? Tak Pikir Mung Jodoh Sing Angel, Pupuk Ternyata Kok Yo Angel, Amal Alghozali Ojo Lali Balane Tani,_ dan beberapa tulisan unik lainnya.
Hingga saat ini, menurut pengakuan Muh Arif, pengecatan karung bekas sudah mencapai 2.000 karung. Setelah selesai, APK tersebut akan dipasang di pinggiran sawah atau pojok jalan tersebar di Dapil Jateng 3, meliputi Kabupaten Grobogan, Pati, Blora dan Rembang.
”Pembuatan APK dari karung bekas itu, menyesuaikan kemampuan yang ada. Selain itu, unik dan dekat dengan petani. Karena para petani sudah familiar dengan karung, makanya media kampanye menggunakan karung bekas,” ujar Muh Arif.
Dukungan unik juga ditunjukkan relawan pendukung Amal Alghozali di daerah Karangrayung. Tak kalah serunya, Yulianto Delaveras, pemuda asal Karangrayung ini juga menghimpun para petani untuk membuat APK dari karung bekas. Pada musim kemarau kemarin, para petani tidak banyak sibuk mengurus sawahnya. Waktu luang tersebut dimanfaatkan Yulianto dan para petani lainnya mengecat karung bekas menjadi baliho, sebagai dukungan kepada Amal Alghozali.
Untuk memaksimalkan kampanye, mereka membuat spanduk-spanduk Alat Peraga Kampanye (APK) dari karung bekas. Karung tersebut dibubuhi berbagai slogan maupun kata sindiran terhadap pemerintah atas kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk, menggunakan kuas dan cat.
Pembuatan spanduk tersebut dilakukan oleh puluhan orang lintas relawan. Mereka kompak mengecat karung satu per satu. “ Medianya pakai karung bekas, kuas dan cat. Isinya soal slogan-slogan dan harapan para petani,” kata Yulianto.
Ia mengaku langkah itu merupakan inisiatif bersama untuk memaksimalkan sosialisasi. Yulianto tak memungkiri pihaknya memang mengalami keterbatasan soal APK. Meski demikian, kondisi tersebut tak menyurutkan langkah relawan untuk terus bergerak mengampanyekan Amal Alghozali untuk melenggang ke Senayan pada pemilu legislatif 2024.
Tak hanya itu, Yulianto mengakui, langkah relawan membuat spanduk dari karung memperlihatkan militansi untuk mendukung caleg Amal Alghozali. Sejauh ini, sudah ada sekitar 1.500 karung yang disiapkan untuk pembuatan spanduk. Spanduk buatan itu akan dipasang di jalan-jalan dan di wilayah relawan se Kabupaten Grobogan, Pati, Rembang, dan Blora.
“Pemasangan dijamin tidak akan merusak lingkungan. Karena kami akan memasang baliho dari karung tersebut dengan tiang bambu, sehingga tidak merusak pohon. Pemasangan akan dilakukan di berbagai lokasi strategis, di pinggir sawah dan pinggir jalan yang tidak mengganggu lalu lintas,” ujar Yulianto.
Sementara itu Amal Alghozali dihubungi terpisah mengaku sangat terharu. Inisiatif dan ide unik tersebut datang secara suka rela dari para petani dan para pemuda desa yang mengharapkan ada wakil rakyat yang peduli kepada nasib petani.
“Saya mengapresiasi inisiatif para pemuda dan petani yang telah meluangkan tenaga dan pikiran untuk mendukung saya menuju ke Senayan. Insya Allah, perjuangan para petani tidak selesai dalam pemilu, tetapi harus diperjuangkan nasib mereka melalui kebijakan di meja parlemen,” ujar Amal Alghozali.
(MK)