Toba, DUTAMEDAN.COM – Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara menyimpan sejumlah cerita menarik. Selain pernah menjadi pusat bisnis masyarakat dari Kabupaten Tapanuli Utara, Humbahas dan Samosir, sejumlah sejarah Perang Dunia II juga tercatat di Porsea.
Hal itu bisa dibuktikan dengan dibangunnya monumen Perang Dunia II oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara di tepi Sungai Asahan atau Sungai Toba, seperti yang biasa disebut masyarakat Porsea.
Kejayaan Porsea dapat dibangkitkan kembali jika dilakukan pembenahan pembangunan bantaran Sungai Toba dan pemugaran monumen Perang Dunia II untuk dijadikan wisata sejarah yang baru.
Pembangunan ini sangat dimungkinkan melalui kolaborasi BUMN (Inalum dan PJT I) sebagai pemanfaat dan pengelola sumber daya air di Sungai Asahan dengan Pemerintah Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara untuk menambah obyek wisata selain Pantai Pasir Putih Parparean.
Berdasarkan catatan sejarah, sekitar tahun 1942 saat terjadi Perang Dunia II, jembatan yang membentang di Sungai Toba menjadi perebutan pasukan Belanda dan Jepang. Sebab, jembatan itu sangat vital sebagai sarana transportasi darat untuk pasokan logistik di tengah pertempuran yang mengambil tidak sedikit korban jiwa.
Kemudian, hal yang paling terkenal untuk Porsea, hampir seluruh masyarakat Batak mengetahuinya dengan sebutan Onan Godang (Onan Tombis) atau pusat pasar yang diadakan sekali dalam seminggu tepatnya di hari Rabu. Tradisi Onan Godang hingga saat ini masih terus dilaksanakan.