Pematangsiantar, DUTAMEDAN.COM – Sebanyak 8 pimpinan Gereja dari berbagai denominasi yang ada di Kota Pematangsiantar bersama pemerintah daerah, BNN dan kepolisian berkomitmen untuk memberantas judi online dan peredaran narkoba di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.
Ketua Panitia Pelaksana Hari Reformasi Pdt Dr Jenny R C Purba mengatakan bahwa judi online dan narkoba merupakan bentuk kejahatan terorganisir yang bisa merusak tatanan kehidupan sehingga generasi penerus menjadi lemah dan tidak memiliki kualitas. Judi online dan penyalahgunaan narkoba dapat dikategorikan sebagai kejahatan tanpa korban atau victimles crime karena pelakunya adalah korban dari perbuatan itu sekaligus.
“Judi online dan narkoba merupakan ancaman serius yang memerlukan perhatian dan tindakan nyata dari seluruh lapisan masyarakat,” kata Pdt Jenny saat digelar Perayaan Hari Reformasi Gereja ke – 507 dan Marharoan Bolon Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun di Balai Bolon GKPS Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara, Kamis (31/10/2024).
Perayaan Hari Reformasi Gereja ke – 507 dan Marharoan Bolon dengan tajuk “Gereja Hadir Untuk Mencari dan Menyelamatkan yang Terhilang” diinisiasi oleh berbagai denominasi gereja yang ada di Kota Pematangsiantar seperti Gereja GKPS, GKPI, HKI, HKIP, GPDI, GKI Sumut, Gereja Pentakosta Indonesia, Gereja Pentakosta dengan 7 nara sumber dari berbagai lembaga seperti pemerintah kota Pematangsiantar, pemerintah kabupaten Simalungun, BNN dan Polres Simalungun.
Kepala Departemen Pelayanan GKPS ini mengungkapkan selain sebagai bentuk kejahatan terorganisir dan ancaman yang serius bagi bangsa, judi online dan narkoba dapat merusak kesehatan mental dan kesejahteraan masyarakat.
“Untuk itu gereja-gereja di Pematangsiantar bersama dengan pemerintah berkomitmen untuk marharoan bolon (bergotong-royong) memberantas judi online dan peredaran narkoba,” tandasnya.
Seluruh warga gereja sambung dia ikut berperan aktif dalam upaya pemberantasan judi online dan peredaran narkoba dimulai dari keluarga dengan upaya memantau terus perkembangan dan pergaulan anak. Gereja dan pemerintah melakukan pendekatan berbasis komunitas dan partisipatif dalam meningkatkan kebersamaan masyarakat tentang bahaya judi online dan narkoba.
“Seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan judi online dan narkoba dengan meningkatkan kesadaran, penguatan kerjasama lintas sektor serta adanya penegakan hukum yang tegas,” tandasnya.
Untuk memberantas judi online peredaran narkoba ungkap dia tidak cukup hanya dengan sosialisasi semata karena sosialisasi sudah dilakukan bertahun – tahun yang lalu.
“Yang perlu adalah bagaimana agar sumbernya narkoba ini disetop sehingga tidak ada yang bisa dijual. Penegakan peraturan dan sanksi hukum terhadap pemberantasan judi online dan pengedar narkoba itu yang perlu ditegakkan,” katanya.
Untuk itu, pemerintah dan kepolisian harus semangat menghentikan kejahatan extra ordinary ini. Diharapkan dengan 8 kekuatan sinode gereja yang telah berkomitmen memberantas judi online dan peredaran narkona bersama 7 nara sumber sebenarnya sudah bisa mengalahkan musuh bersama ini.
“Saya harapkan tidak hanya sebatas konsep tetapi bisa dipraktekkan. Diharapkan semua pihak termasuk kepolisian betul-betul menghentikan sumber-sumbernya ini,” tegas Pdt Jenny.
Ephorus Pdt DR Deddy Fajar Purba menambahkan semangat reformasi harus terus dikembangkan di tengah-tengah gereja untuk mereformasi pelayanannya dengan melibatkan seluruh gereja lutheran yang berkantor pusat di Kota Pematangsiantar.
“Di tengah-tengah pergumulan gereja dan masyarakat, gereja tidak boleh menjadi ciut nyalinya atau mundur semangat pelayanannya. Gereja lutheran bersinergi bersatu padu dalam semangat reformasi untuk membawa aura baru dan semangat baru,” ujarnya.
Gereja harus berpihak kepada kaum lemah yang terpinggirkan di tengah-tengah masyarakat dalam pergumulannya seperti masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat saat ini seperti judi online dan narkoba yang masih terus menjadi ancaman bagi jemaat.
“Gereja harus menyatupadukan semangatnya untuk memberi kekuatan bagi seluruh warga jemaat agar tampil sebagai gereja yang benar, tampil sebagai anak-anak Tuhan yang mendapatkan pembaharuan dan semangat yang baru di tengah-tengah kehidupannya sehingga gereja menjadi sarana yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan jemaatnya,” kata Pdt Deddy. (Sunsan)