Kamis, April 17, 2025
34.7 C
Medan

Palestina & Paradoks Kemanusiaan

DUTAMEDAN.COM – Argumentasi praktis bahwa nilai kemanusiaan itu universal mungkin dibuktikan dengan banyaknya demonstrasi lintas negara, lintas agama untuk mendesak agar perang segera dihentikan di Palestina karena dunia disuguhkan laporan korban yang mengerikan, ribuan orang meninggal

Benarkah bahwa nilai kemanusiaan itu universal bukan partikular? Pertanyaan ini pantas diajukan kepada mereka, apakah itu negara, Lembaga internasional seperti PBB dan kepada siapa saja yang memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan dan meyakininya sebagai nilai universal. Dogma tentang universalisme kemanusiaan sudah seharusnya digugat atas tragedi penderitaan warga Palestina dan warga dari negara-negara berkembang yang tak berkesudahan melalui masa-masa paling menyakitkan yakni tercerabutnya hak-hak dasar kemanusiaan mereka.

Perang dalam bentuk apapun adalah nilai abadi, fondasi paling dasar dan mungkin juga paling purba yang merasuk kedalam DNA manusia, terwariskan dari generasi ke generasi. Dari manusia dan masyarakat paling primitif hingga yang mendaku paling modern sekali pun. Sejatinya inilah nilai yang universal, bukan sebaliknya, kemanusiaan yang selama ini kita dengungkan, suarakan bahkan menjadi agenda penting banyak kalangan.

Bukan kah sejarah manusia itu adalah sejarah perang? Bukan kah apa yang kita kenal dengan perdamaian, kerukunan dan istilah lain yang menggambarkan persaudaraan sejatinya adalah perang yang tertunda? Terlalu banyak omong kosong kita yang berbusa-busa menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan tapi dengan watak partikular. Israel menyerang Palestina atas dasar menjaga kemanusiaan kelompoknya. Logika yang sama juga dipakai oleh Hamas saat menyerang Israel. Begitu pun pemimpin negara-negara maju yang pro sana dan sini. Satu bukti yang tidak terbantahkan untuk menunjukkan bahwa universalisme kemanusiaan itu adalah omong kosong sampai hari ini adalah Palestina belum resmi diakui sebagai negara. Meskipun lebih dari 50% negara di dunia sudah mengakuinya, tapi toh, ketok palu utama di PBB ada pada negara adi kuasa yang hanya mendukung Israel semata sebagai sebuah negara.

Argumentasi apapun yang ada terkait kenapa hanya Israel yang didukung, atau hanya Palestina yang didukung, sekali lagi membuktikan bahwa aspek kemanusiaan itu tidak universal, melainkan partikular. Titik! Padahal di sini salah satu akar persoalan panjang tragedi kemanusiaan di Palestina. Lantas suara yang mendukung gagasan two-state solution sampai hari ini juga diendapkan oleh dewan PBB yang terhormat. Lantas masih kah kita mau teriak bahwa nilai kemanusiaan itu universal?

Wajah Ganda Nilai Kemanusiaan

Satu-satunya argumentasi praktis bahwa nilai kemanusiaan itu universal mungkin dibuktikan dengan banyaknya demonstrasi lintas negara, lintas agama untuk mendesak agar perang segera dihentikan di Palestina karena dunia disuguhkan laporan korban yang mengerikan, ribuan orang meninggal, wajah anak-anak tak berdosa menjadi tumbal perang yang tidak seimbang. Kalau kita sepakat bahwa kemanusiaan itu universal negara seperti Amerika Serikat serta sekutunya sebagai corong demokrasi paling terdepan untuk menyuarakannya. Tapi kenyataannya merekalah penabuh perang sesungguhnya. Argumentasi ini boleh dikatakan terlalu dini dan generalis, tapi buktinya, tanah suci yang diklaim oleh agama Ibrahim itu masih bersimbah darah.

Mari kita lihat, saat terjadi tragedi kemanusiaan di negara maju sebut saja misalnya Amerika Serikat, Prancis, Jerman atau negara maju lainnya seperti kasus bom, penembakan dan aksi-aksi nir kemanusiaan, respon pemimpin dunia serentak mengecam, mengutuk bahkan melakukan aksi embargo, seperti yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina. Tragedi 11 september di Amerika begitu pilu setidaknya bagi Amerika Serikat sendiri, tapi para pemimpin negara ini dan negara maju lainnya tidak sedikit pun merasa pilu Ketika tragedi kemanusiaan di Palestina. Syukurnya, demonstrasi masyarakat global masih menyisakan ruang untuk mengatakan bahwa nilai kemanusiaan itu masih universal, tapi sialnya demonstrasi itu bak angin lalu semata.

Melihat kondisi yang demikian, agaknya saya berani menyebut bahwa nilai kemanusiaan itu partikular, bukan universal. Wajah ganda kemanusiaan kita adalah buktinya. Kita akan gusar kalau yang terusik nilai kemanusiaan itu memiliki korelasi dengan kita, apakah itu karena faktor ras, etnis dan agama. Bagi Israel menghabisi nyawa anak-anak Palestina itu bukan masalah, yang penting anak-anak Israel bisa hidup dengan tenang dan nyaman. Begitu juga sepertinya berlaku bagi negara seperti Amerika Serikat dan sekutunya, tak soal warga Gaza mati menahan sakit akibat serangan rudal-rudal Israel, kelaparan dan bahkan mati secara perlahan secara massal akibat blokade Israel atas akses masuk ke jalur Gaza. Hal ini pun berlaku bagi Hamas yang tak mau kompromi soal tawaran banyak negara dengan solusi dua negara. Hamas justru menjadikan warga Gaza sebagai tameng atas pilihan ideologis mereka. Standar ganda kemanusiaan ada di mana saja, di semua sisi pihak perang tanpa terkecuali.

Perdebatan antara universalisme dan partikularisme dalam filsafat kemanusiaan telah lama menjadi titik fokus dalam dunia filsafat. Universalisme mempromosikan gagasan bahwa ada nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang bersifat universal, yang berlaku untuk semua individu tanpa memandang budaya atau konteks sosial. Di sisi lain, Partikularisme menekankan pentingnya budaya dan konteks lokal dalam pemahaman nilai-nilai kemanusiaan. Pandangan ini menolak pendekatan yang menganggap nilai-nilai universal dapat diterapkan tanpa pertimbangan konteks budaya yang berbeda. Partikularisme memahami bahwa nilai-nilai kemanusiaan berkembang dalam budaya yang beragam, dan penghormatan terhadap perbedaan tersebut harus dijunjung tinggi.

Namun, upaya untuk mencapai jalan tengah dalam perdebatan ini telah memunculkan konsep Kosmopolitanisme Kontekstual. Kosmopolitanisme Kontekstual mengakui nilai-nilai universal, seperti hak asasi manusia, namun juga menghormati keberagaman budaya dan konteks sosial. Pendekatan ini mendorong dialog antarbudaya, menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang perbedaan budaya, dan menekankan pentingnya mencapai keadilan sosial dalam tingkat global. Dengan demikian, Kosmopolitanisme Kontekstual mencoba menciptakan landasan yang lebih seimbang dan inklusif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan di dunia yang semakin terhubung dan multikultural.

Dalam konteks Palestina, wajah paradoks kemanusiaan itu secara kasat mata, secara vulgar dan secara nyata dengan sangat mudah untuk disaksikan, bagaimana Amerika menggunakan logika non kemanusiaan untuk membela secara mambabi-buta kebijakan Israel. Sebenarnya, standar ganda semacam ini dari dulu selalu dipraktekkan oleh Amerika dan sekutunya dalam banyak kebijakan luar negerinya, apalagi yang menyangkut kemanusiaan bagi negara ketiga.

Penulis adalah Mahasiswa Program Doktor Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Dosen Filsafat Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

Artikel Palestina & Paradoks Kemanusiaan pertama kali tampil pada DUTAMEDAN.

SUMATERA UTARA

Safari Ramadhan di Masjid Istiqomah, Wali Kota Wesly Silalahi Serahkan Bantuan dan Pesan Toleransi

DUTAMEDAN.COM, SIANTAR - Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi SH...

Herlina Hadiri Rapat Program Kerja TPAKD Kota Pematangsiantar Tahun 2025

PEMATANGSIANTAR, DUTAMEDAN.COM - Program kerja Tm Percepatan Akses Keuangan Daerah...

Borneo Cross Border Cycling Tour Pererat Hubungan RI-Malaysia

DUTAMEDAN.COM, PONTIANAK - Sebanyak 69 peserta Borneo Cross Border...

Sat Binmas Polres Tebingtinggi Cooling System, Wujudkan Kamtibmas Yang Aman

TEBINGTINGGI, DUTAMEDAN.COM - Dalam rangka mewujudkan Kamtibmas yang aman...

Polres Simalungun Mendadak Tes Urine 76 Orang Personel, Ini Hasilnya

Simalungun, DUTAMEDAN.COM - Dalam upaya menjaga profesionalisme dan integritas...

BERITA POPULER

Taruna AAL Raih Prestasi Terbaik Tingkat International Naval Semester 2023 – Mengukir Keunggulan di Bidang Naval Cyber Threat

AAL,—DUTAMEDAN.COM/MEDIA LOYALIS TNI - Italia (25/11) Kegiatan International Naval Semester...

Ketua Ma: Seorang Pimpinan Adalah Nahkoda Yang Menentukan Arah Gerak Institusi

Jakarta, DUTAMEDAN.COM/IMO INDONESIA - Humas,05 Desember 2023 Melepas kepergian...

Antisipasi Tindak Kriminalitas, Satuan Samapta Polres Ciamis Beri Pengawalan TKK ke 10 Unit BRI Ciamis

CIAMIS, DUTAMEDAN.COM - Personel Satuan Samapta Polres Ciamis Polda...

Kasus P21, Kuasa Hukum Korban Pencabulan Anak Dibawah Umur Minta Pengawasan P2TP2A

DUTAMEDAN.COM, Medan - Tim kuasa hukum korban pencabulan anak...

PLN Siagakan 3.207 Personil Jaga Pasokan Listrik Perayaan Nataru

MEDAN, DUTAMEDAN.COM - Untuk memastikan kesiapan petugas dan peralatan...

Laga Perdana Piala AFF 2024, Timnas Indonesia Menang 1-0 Atas Tuan Rumah Myanmar

DUTAMEDAN.COM, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir bersyukur...

Ketua Pewarta Melayat ke Rumah Wartawan TV One dan Analisa

MEDAN, DUTAMEDAN.COM - Kabar mengejutkan datang dari teman kita...

Bupati Resmi Buka Pelatihan SIM PKK

Labura, DUTAMEDAN.COM - Bupati Labuhanbatu Utara Hendri Yanto Sitorus,...

BERITA TERBARU

KATEGORI TERBAIK

Aceh Terkini (24)Asahan Terkini (17)Bali Terkini (27)Balige Terkini (4)Bandar Lampung Terkini (3)Bandung Terkini (5)Bangka Belitung Terkini (1)Banten Terkini (14)Batam Terkini (4)Batu Bara Terkini (11)Belawan Terkini (6)Bengkalis Terkini (2)Berita Aceh (20)Berita Asahan (12)Berita Bali (18)Berita Bandar Lampung (5)Berita Bandung (3)Berita Bangka Belitung (1)Berita Banten (11)Berita Batam (2)Berita Batu Bara (8)Berita Belawan (3)Berita Bengkulu (0)Berita Binjai (38)Berita Dairi (4)Berita Deli Serdang (44)Berita Dolok Sanggul (0)Berita Gunung Sitoli (4)Berita Humbang Hasundutan (2)Berita Jakarta (61)Berita Jawa Barat (11)Berita Jawa Tengah (4)Berita Jawa Timur (44)Berita Kalimantan Barat (6)Berita Kalimantan Selatan (7)Berita Kalimantan Tengah (42)Berita Kalimantan Timur (3)Berita Kalimantan Utara (3)Berita Karo (6)Berita Kisaran (1)Berita Labuhanbatu (4)Berita Labuhanbatu Selatan (4)Berita Labuhanbatu Utara (6)Berita Lampung (8)Berita Lampung Barat (3)Berita Langkat (12)Berita Lubuk Pakam (3)Berita Maluku (4)Berita Mandailing Natal (2)Berita Medan (99)Berita Metro (1)Berita Nias Barat (6)Berita Nias Selatan (3)Berita Nias Utara (1)Berita Nusa Tenggara Barat (1)Berita Nusa Tenggara Timur (1)Berita Ogan Komering Ilir (1)Berita Padang (4)Berita Padang Lawas Utara (1)Berita Padangsidimpuan (9)Berita Pakpak Bharat (4)Berita Palembang (1)Berita Palu (1)Berita Panyabungan (0)Berita Papua Barat (1)Berita Parapat (1)Berita Pekanbaru (2)Berita Pematang Siantar (2)Berita Pematangsiantar (2)Berita Riau (4)Berita Samarinda (1)Berita Samosir (10)Berita Serdang Bedagai (5)Berita Sibolga (4)Berita Simalungun (16)Berita Stabat (6)Berita Sulawesi Selatan (1)Berita Sulawesi Tengah (1)Berita Sulawesi Utara (4)Berita Sumatera Barat (4)Berita Sumatera Selatan (9)Berita Sumatera Utara (62)Berita Sumatera Utara (85)Berita Tanjung Balai (11)Berita Tanjung Morawa (1)Berita Tanjungbalai (10)Berita Tapanuli Selatan (0)Berita Tapanuli Tengah (2)