Pematang Siantar, DUTAMEDAN.COM – Kota Pematang Siantar menerima piagam Penghargaan Kota Terbaik Pencapaian Keluarga Berencana (KB) Pasca Persalinan Kategori Pasangan Usia Subur Tahun 2023. Piagam penghargaan tersebut diberikan perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan diterima Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA, di acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Kota Pematang Siantar, di Lapangan Pariwisata, Jalan Merdeka, Selasa (19/12/2023).
dr Susanti dalam arahan dan bimbingannya menerangkan stunting merupakan permasalahan serius yang memerlukan penanganan secara tepat dan menyeluruh. Karena dampak yang ditimbulkan akan sangat merugikan pada tumbuh kembang anak.
Jika terkena stunting, katanya, dampaknya bukan hanya pada masa depan anak itu sendiri. Namun juga akan berdampak pada keluarga serta bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kelangsungan pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang.
“Maka diusunglah tema Harganas ke-30 Tahun 2023 Kota Pematang Siantar dengan tema Menuju Keluarga Bebas Stunting, untuk Indonesia Maju,” katanya.
Menurut dr Susanti, tema tersebut dipilih dikarenakan saat ini pemerintah sedang melakukan upaya dalam menurunkan prevalensi stunting. Sebab stunting merupakan salah satu penghambat dalam pertumbuhan, kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan bangsa.
Masih kata dr Susanti, Harganas tahun ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada keluarga agar membantu percepatan penurunan stunting. Karena keluarga adalah ekosistem pertama dan utama dalam mengasuh, mendidik, membentuk manusia yang sehat, manusia yang bergizi, dan manusia yang berkualitas, serta dengan meningkatkan peran pemerintah, mitra kerja dan swasta tentang pentingnya penerapan delapan fungsi keluarga kecil bahagia sejahtera.
Kedelapan fungsi keluarga tersebut adalah agama, sosial, budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi/pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
Pembangunan keluarga, lanjutnya, diarahkan pada pembangunan ketahanan keluarga itu sendiri, yang nantinya akan menghasilkan kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta kemampuan fisik dan material untuk hidup mandiri. Pembangunan ketahanan keluarga merupakan salah satu upaya pencegahan stunting.
Namun pemerintah tidak dapat bergerak sendiri tanpa dukungan semua pihak, terutama masyarakat Kota Pematang Siantar. Di mana, Kota Pematang Siantar menjadi lokus stunting sejak tahun 2022, dengan prevalensi stunting 15 persen, dan pada tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 14,3 persen.
Diterangkan dr Susanti, menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Kota Pematang Siantar menjadi urutan keempat terendah tingkat prevalensi stunting di Provinsi Sumut di tahun 2022.
“Namun kita tidak boleh lalai, tetap harus melakukan upaya percepatan penurunan stunting semaksimal mungkin melalui pendampingan, inovasi dan kreasi terbaik yang dilakukan dengan berkolaborasi, berkonvergent dan bersinergi, agar stunting di Kota Pematang Siantar dapat diturunkan di bawah 14 persen,” ujarnya.
Ketua TP PKK Kota Pematang Siantar H Kusma Erizal Ginting SH dalam sambutannya menyampaikan keluarga merupakan tiang utama sebagai kelompok terkecil masyarakat. Keluarga menjadi tempat melahirkan kader-kader bangsa.