MADINA, DUTAMEDAN.COM – Hari ini, kita sedang berada dalam tahapan Pileg dan Pilpres dan hari H pemungutan suara 14 Februari 2014. Sejumlah Parpol telah mengajukan sejumlah nama figur caleg dari masing-masing partai.
Tugas kita sekarang sebagai masyarakat pemegang kedaulatan tertinggi adalah memilih, memilah dan menetapkan figur yang bakal kita pilih nanti pada saat pemungutan suara di TPS.
Mengapa harus dipilih dan dipilah untuk kemudian dipilih dalam TPS nanti?
Tujuannya jelas, agar tokoh yang akan kita dudukkan itu adalah orang atau figur yang benar-benar punya kualitas, memiliki kapasitas untuk posisi yang diembannya. Jadi, tidak sekadar kehadirannya karena “isi tas” nya atau karena faktor lain yang melatarbelakangi ambisi.
Kebetulan, pada Pileg kali ini, kita punya putra daerah terbaik yang juga ikut bertarung sebagai caleg, salah satunya adalah H.Saipullah Nasution, SH, MM dari Partai Golkar untuk posisi calon anggota DPR RI.
Mengapa dikatakan sebagai putra terbaik? Ada sejumlah alasan. Pertama, beliau dilahirkan di desa pedalaman Panyabungan Timur, tepatnya di desa Gunung Baringin yang hari ini sebagai ibu kota Kecamatan Panyabungan Timur.
Alasan kedua, beliau memiliki pendidikan yang sudah sangat mumpuni untuk didudukkan sebagai anggota DPR RI, dengan demikian dipercayai memiliki kemampuan intelektual yang sangat kapabel dan baik yang akan bisa beradu ide dan gagasan dalam konteks memperjuangkan hak-hak masyarakat yang diwakilinya.
Ketiga, beliau ini sudah malang melintang dalam beragam jabatan di jajaran birokrat terutama di bidangnya keuangan. Karenanya, dipercaya sangat faham dengan kebutuhan anggaran dalam konteks percepatan pembangunan khususnya daerah yang menjadi daerah pemilihannya dan wabil khusus daerah kelahirannya Bumi Gordang Sambilan Mandailing Natal.
Keempat, pengalamannya selama menjadi birokrat di kementerian keuangan RI, dengan jabatan terakhir Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea cukai Jawa Timur di Surabaya, membuatnya memiliki nilai plus terutama dalam kedekatan dengan pihak-pihak berpengaruh dan kompeten di Kementerian Keuangan RI. Kondisi ini memberikan peluang lebih besar dalam membangun komitmen ke depan yang lebih menguntungkan bagi wilayah ini terutama dalam hal penggiringan anggaran APBN dan lainnya.
Jujur, saya tidak mengenal beliau ini. Dan tidak pernah bertemu walau sekalipun. Tapi saya yakin apalagi dari sejumlah pigur yang caleg asal daerah ini.Dia adalah yang menurut saya paling kafabel untuk didudukkan menjadi Aleg DPR-RI pada Pileg 14 Pebruari 2024 mendatang.
Sekedar mengingatkan, lerjuangan melahirkan Kabupaten Mandailing Natal dimulai sejak 1982, tapi progresnya baru berjalan cepat dan terwujud nyata pada 1999.
Ketika itu, ada putra terbaik Madina di DPRRI dari Golkar yakni Drs.H. Pandapotan Nasution, SH yang sejak kehadirannya di Senayan terus berjuang secara gigih dan maraton agar pemekaran itu tidak hanya sekdar impian. Atas perjuangannya serta kemampuan membangun komunikasi politik dengan berbagai pihak, maka lahirlah Kabupaten Mandailing Natal secara bersamaan ketika itu dengan Kabupaten Toba Samosir.
Pertanyaannya adalah, siapa Pandapotan Nasution? Dia lahir di Bagas Godang Pidoli Dolok. Dalam pengabdiannya di birokrasi, dia pernah dipercaya menjabat Wali kota Sibolga, kemudian pernah menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Sumatera Utara (Sekwildasu) namanya ketika itu sekarang dinamai Sekdaprov. Beliau juga pernah menjabat sebagai Pembantu Gubernur Wilayah IV.
Pengalaman birokrasi, keilmuan, wawasan dan kemampuan membangun komunikasi politik itulah yang kemudian menjadi modalnya dalam upaya menggolkan lahirnya Kabupaten Mandailing Natal yang kini kita nikmati bersama hasilnya.
Sekarang, kita sedang bertarung dalam upaya mewujudkan Provinsi Sumteng dan Kabupaten Mandailing Pesisir di kawasan Pantai Barat Madina. Karenanya, kita butuh figur tokoh seperti H.Saipullah Nasution dan tokoh-tokoh lain yang sudah teruji baik ketokohan, kemampuannya dan keilmuannya.
Bukan sesuatu yang sulit, manakala kita di Madina khususnya dan Tapanuli Bagian Selatan umumnya memiliki cara pandang yang sama dalam mendudukkan tokoh tokoh berkualitas itu, serta melihat pentingnya Sumteng sebagai sebuah solusi dalam percepatan pembangunan wilayah.
Dengan potensi DPT 1 juta lebih di Tabagsel, kita memungkinkan bisa mendudukkan paling tidak lima orang Aleg asal kawasan selatan ini. Semoga membuka ruang dan cakrawala berfikir kita dalam melahirkan sebuah ide, gagasan dan sikap politik untuk sebuah perubahan di kawasan ini. Insya Allah.(irh)