DUTAMEDAN.COM – Tidak banyak orang yang mencibir pencalonan wapres Gibranrakabuming Raka karena ditolong oleh pamannya Anwar Usman dan didorong koalisi Indonesia Maju untuk masuk kontestasi Pemilu 2024. Tidak banyak, saya katakan, karena dibanding orang yang masih percaya bahwa Joko Widodo (Jokowi) itu memang fenomenal dan tetap bersinar seperti 10 tahun lalu.
Praktis yang mengecam Jokowi karena ikut cawe-cawe dalam Pemilu ini hanya segelintir dari pengamat dan pendukung dari motor politik Jokowi 10 tahun belakangan. Tapi motor itu bukan bahan bakarnya, karena yang memberi semangat perjuangan dan kelanjutan Jokowi Effect itu tetap adalah rakyat Indonesia umumnya.
Jokowi itu sudah menyatukan tiga kekuatan politik selama 20 tahun masa reformasi ini. Ketiganya itu adalah para pendukung Susilo Bambang Yudhoyono, para pendukung Prabowo Subianto dan para pendukung dirinya sendiri. Tidak ada figur politik yang bisa menyatukan ketiga kekuatan ini kecuali hanya seorang Jokowi.
Sejarah Indonesia selama ini tidak pernah mengenal ada figur penyatu seperti Jokowi. Selama ini yang ada selalu model tumpas kelor. Yang menumbangkan penguasa sebelumnya itu tidak pernah berhasil merengkuh sisa dari elemen penguasa lama, yang ada justru dihabisi bahkan dibuang. Itulah yang terjadi dari peralihan rezim masa Orde Lama ke rezim Orde Baru, misalnya.
Jadi sebagai sebuah fenomena, kita harus bersyukur ada Jokowi Effect ini. Karena ini adalah pertama kalinya ada tokoh rekonsiliasi seperti Jokowi. Kita perlu tokoh seperti ini kapan saja.
Menghadapi Pemilu 2024 nanti, kita jangan dibuat bingung dengan komentar-komentar yang selalu saja memojokkan Jokowi yang dipandang sebagai pelanggar norma dan ikut campur tangan dalam politik Pemilu.
Justru sebaliknya kita harus bangga ada pemimpin kita seperti Jokowi yang bisa menghilangkan sekat-sekat berbangsa dan bernegara. Indonesia yang maju adalah Indonesia yang tidak menang ngasorake dan menciptakan oposisi kuat. Kita ini adalah republik bercitarasa kerajaan dengan musyawarah untuk mufakat. Bukan yang menang mengambil semuanya. (*)