Batu Bara, DUTAMEDAN.COM – Konsep pembangunan di Kabupaten Batu Bara sepertinya layak dipertanyakan menyusul rusaknya Plafon Revitalisasi Fisik Pasar Desa Simpang Dolok Kecamatan Datuk Lima Puluh, sabtu (9/1/2021). Padahal pasar kebanggaan warga Simpang Dolok tersebut baru direnovasi pada tahun 2019 lalu, plafon sudah mengalami roboh ke lantai.
Anggaran revitalisasi fisik (pembangunan) pasar tersebut, diatas bangunan lama peninggalan Belanda ditampung pada APBD Batu Bara tahun 2019 melalui Satker Dinas Koperasi UKM Kab Batu Bara sebesar Rp. 2.616.996.000. Sesuai kontrak 02 SPK PSR/ PPK DKUKM 2019 tanggal 11 September 2019 dengan judul proyek Revitalisasi Fisik Pasar Desa Simpang Dolok, pengerjaan tersebut dimenangkan CV. Rizky Anugrah Karya dengan masa pengerjaan 100 hari kalender.
Pada papan proyek waktu itu dicantumkan bahwa kegiatan tersebut didampingi Tim TP4D Kejaksaan Negeri Batu Bara.
Gugurnya sebagian besar plafon pasar desa yang juga difungsikan sebagai tempat kegiatan sanggar seni budaya dan olah raga mendadak viral di jagat media sosial setelah diposting pemilik akun Afandi Siregar di facebook, Minggu (9/1/2021).
Sontak hal tersebut mendapat tanggapan dari Ramadhanb Batubara yang cukup menohok. ” Kebanggaan kami sebagai Putra Asli Simpang Dolok, ketika pasar Tradisional yang kami sebut sejak dulu adalah PAJAK POKAN, dibangun menjadi Pasar Tradisional”,
Disebutkan kembali oleh Ramadanb, untuk pelaksanaan pengerjaan proyek ini diatur dan dikelola oleh Bupati saat ini yang berkebetulan putra Simpang Dolok pula.
“Ada ucapan yg kurang enak didengar, ketika pengelolaan pekerjaan ini menyimpan kejanggalan demi kejanggalan”, tudingnya.
Dikatakannya juga Pro kontra ketika bangunan bersejarah ini diruntuhkan dengan kayu yang masih layak pakai merupakan tanda tanya, siapa yang mengambil…?.
“Tidak jelas ceritanya, kemudian anggaran yg digunakan, Siapa pula yang menilai layak tidaknya bangunan yang sekarang”, sergahnya.
Lanjut Ramadanb Batubara, setelah bangunan ini siap dikerjakan impian Pasar Tradisional yang bakal menampilkan geliat ekonomi rakyat, kiranya sekedar Hikayat kisah menyayat.
Ramadan Batu Bara memberi alasan menguatkan argumennya adalah kondisi Pasar Tradisional jauh dari gambaran, malah digabung dengan kegiatan semacam sanggar seni budaya dan olah raga.
“Jika disebut gelenggang Olahraga dan Seni pastilah tidak layak lagi.
Perlahan dan pasti, bangunan ini bicara sendiri, ” Lihatlah gambar-gambar yg memilukan itu, kiranya menyimpan PERBUATAN MEMALUKAN…!”, tulis Ramadanb Batubara.
Argumen selanjutnya yang dipaparkannya adalah jika Bangunan zaman Belanda dengan bangga bertahan berabad-abad, tapi setelah diruntuhkan dan dikerjakan oleh anak negeri, belum lengkap hitungan Jari berubah wujud mengerikan.
” Cessing dan isinya pun menyampaikan pesan Perih, membuktikan, ADA AIB YG TERBUKA…!”, tutupnya mengakhiri komentarnya.
Rusaknya plafon pasar desa Simpang Dolok yang baru setahun selesai dikerjakan, disikapi pria yang akrab disapa Darman.
Pihak hukum harus mengadakan penyidikan seksama untuk mengetahui penyebab rusaknya plafon pasar desa Simpang Dolok.
“Kalau ada unsur penyimpangan, pelaksana pengerjaan harus diminta pertanggungjawaban dari PPK proyek tersebut”, tandasnya.
Sementara itu pihak Dinas Koperasi UKM (Diskop-UKM) Batu Bara belum dapat dimintai tanggapannya. (STAF07/KTN)